A. Latar
Belakang Masalah
Perkembangan teknologi
jaringan komputer dewasa
ini semakin pesat seiring dengan kebutuhan masyarakat
akan layanan yang memanfaatkan jaringan komputer. Pada sistem jaringan
komputer, protokol merupakan suatu bagian yang paling penting. Protokol
jaringan yang umum digunakan
adalah IPv4. Akan tetapi protokol
telah berumur lebih
dari 20 tahun
masih terdapat beberapa kekurangan dalam menangani jumlah
komputer dalam suatu jaringan yang semakin kompleks. Telah
dikembangkan protokol jaringan baru, yaitu IPv6 yang merupakan solusi dari
masalah diatas. IPv6 menawarkan fitur dan fungsionalitas yang lebih
dari IPv4 seperti ruang
pengalamatan yang jauh
lebih besar, fitur keamanan IPSec, penanganan lalu lintas
multimedia di internet, dan lain-lain. Namun,
protokol baru ini
belum banyak diimplementasikan pada
jaringanjaringan di dunia.
B.
Perumusan
Masalah
Setelah IPv4
sukses penggunaannya oleh
para pengguna internet, kemudian timbul suatu permasalahan
baru dimana IPv4 hanya dapat menampung para
pengguna internet sebanyak
4,3 milyar saja,
sedangkan angka ini diperkirakan akan melonjak kembali beberapa
tahun kedepan. Masalah yang
paling besar pada Internet Protocol saat ini adalah perputaran kecepatan untuk
mencapai suatu titik
alamat jaringan yang
tersedia. IPv4 mempertimbangkan sekitar atau
4.294.967.296 alamat, sebagian besar kesalahan pada alokasi awal, tanpa
meninggalkan ruang untuk
pengembangan. IP versi
baru yaitu IPv6 menawarkan suatu
pemecahan yang lebih
permanen, yaitu sekitar
atau
340.282.366.920.938.463.463.374.607.431.768.211.456 alamat. Berdasarkan hal
itulah kemudian dirancang suatu protokol internet baru yang dinamakan Internet Protocol next generation(IPng) pada tahun 1996 yang
penggunaannya secara bertahap akan menggeser penggunaan dari IPv4 yang telah
sukses sebelumnya. IPng atau disebut juga IPv6 sendiri adalah suatu protokol
layer ketiga terbaru yang diciptakan untuk menggantikan IPv4 atau yang sering
dikenal sebagai IP. Alasan utama dari penciptaan Internet Protocol Version 6
ini adalah untuk mengoreksi
masalah pengalamatan pada
versi 4 (IPv4).
Karena kebutuhan akan alamat internet semakin banyak, maka IPv6
diciptakan dengan tujuan untuk memberikan pengalamatan yang lebih banyak
dibandingkan dengan IPv4, sehingga perubahan pada IPv6 masih berhubungan dengan
pengalamatan IP sebelumnya. Perubahan terbesar pada IPv6 adalah terdapat
pada header , yaitu peningkatan jumlah
alamat dari 32 bit (IPv4) menjadi 128 bit (IPv6).
C.
Tujuan
1. Mengetahui
dan Memahami Konsep Dasar Protokol
2.
Mengetahui
dan Memahami Definisi dari IPv6
3.
Mengetahui
Memahami Keunggulan dari IPv6
4. Mengetahui
dan Memahami Address dari IPv6
5.
Mengetahui
dan Memahami bagaimana cara Penulisan Alamat Pada IPv6
6.
Mengetahai
dan Memahami Kelas dari IPv6
7.
Mengetahui
dan Memahami Struktur Paket Data Pada IPv6
8. Mengetahui dan Memahami Perubahan
dari IPv4 ke IPv6
9.
Mengetahui
dan Memahami Transisis dari IPv6
10.
Dapat
memahami dan menjelaskan infrastruktur IPv6
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Konsep Dasar Protokol
Protokol dapat
dimisalkan sebagai penerjemah dua orang yang berbeda bahasa ingin
berkomunikasi. Protokol internet yang pertama kali dirancang pada awal tahun
1980-an. Akan tetapi pada saat itu, protokol tersebut hanya digunakan untuk
menghubungkan beberapa node saja. Baru pada awal tahun 1990-an mulai
disadari bahwa internet mulai tumbuh ke seluruh dunia dengan pesat. Sehingga
banyak bermunculan protokol internet. Sehingga disadari bahwa dibutuhkan sebuah
protokol internet yang standar, yaitu OSI (Open System Interconnection).
Tetapi pada perkembangannya, TCP/IP menjadi standar de facto yaitu
standar yang diterima karena pemakaiannya secara sendirinya semakin berkembang.
1.
TCP (Transmission
Control Protocol)
Transmission Control Protocol atau
yang sering kali disingkat menjadi TCP berfungsi untuk melakukan
transmisi data per-segmen (paket data dipecah dalam jumlah yang sesuai dengan
besaran paket kemudian dikirim satu persatu hingga selesai). Agar pengiriman
data sampai dengan baik, maka pada setiap packet pengiriman, TCP akan
menyertakan nomor seri (sequence number). Adapun komputer tujuan yang
menerima paket tersebut harus mengirim balik sebuah sinyal acknowledge
dalam satu periode yang ditentukan. Bila pada waktunya komputer tujuan belum
juga memberikan acknowledge, maka terjadi time out yang menandakan
pengiriman packet gagal dan harus diulang kembali. Model protokol TCP
disebut sebagai connection oriented protocol.
2.
IP (Internet Protocol)
IP
(Internet Protocol) atau alamat IP dapat disebut dengan kode pengenal
komputer pada jaringan merupakan komponen vital pada internet, karena tanpa
alamat IP seseorang tidak akan dapat terhubung ke internet. Penggunaan alamat
IP dikoordinasi oleh lembaga sentral internet yang dikenal dengan IANA, salah
satunya adalah NIC (Network Information Center).
B. Definisi
IPv6
IP
versi 6 (IPv6) adalah protokol internet versi baru yang didesain sebagai
pengganti dari Internet protocol versi 4 (IPv4) yang didefinisikan dalam RFC
791. IPv6 yang memiliki kapasitas alamat (address) raksasa (128 bit),
mendukung penyusunan alamat secara terstruktur, yang memungkinkan Internet
terus berkembang dan menyediakan kemampuan routing baru yang tidak
terdapat pada IPv4. IPv6 memiliki tipe alamat anycast yang dapat
digunakan untuk pemilihan route secara efisien. Selain itu IPv6 juga dilengkapi
oleh mekanisme penggunaan alamat secara local yang memungkinkan
terwujudnya instalasi secara Plug&Play, serta menyediakan platform
bagi cara baru pemakaian Internet, seperti dukungan terhadap aliran datasecara real-time,
pemilihan provider, mobilitas host, end-to-end security, maupun
konfigurasi otomatis.
C.
Keunggulan IPv6
Otomatisasi berbagai
setting / Stateless-less auto-configuration (plug&play).
Alamat pada IPv4 pada dasarnya statis terhadap host. Biasanya diberikan secara
berurut pada host. Memang saat ini hal di atas bisa dilakukan secara otomatis dengan
menggunakan DHCP (Dynamic Host Configuration Protocol), tetapi
hal tersebut pada IPv4 merupakan fungsi tambahan saja, sebaliknya pada
IPv6 fungsi untuk men-setting secara otomatis disediakan secara standar
dan merupakan default-nya. Pada setting otomatis ini terdapat dua cara
tergantung dari penggunaan address, yaitu setting otomatis stateless dan
statefull.
1.
Setting Otomatis
Statefull
Cara pengelolaan secara ketat dalam hal range
IP address yang diberikan pada host dengan menyediakan server untuk
pengelolaan keadaan IP address, dimana cara ini hampir mirip dengan cara DHCP
pada IPv4. Pada saat melakukan setting secara otomatis, informasi yang
dibutuhkan antara router, server dan host adalah ICMP (Internet Control
Message Protocol) yang telah diperluas. Pada ICMP dalam IPv6 ini, termasuk
pula IGMP (Internet Group management Protocol) yang dipakai pada
multicast pada IPv4.
Gambar 2.1 Setting
Otomatis Statefull
2.
Setting Otomatis
Stateless
Pada cara ini tidak perlu menyediakan server
untuk pengelolaan dan pembagian IP address, hanya men-setting router
saja dimana host yang telah tersambung di jaringan dari router yang ada pada
jaringan tersebut memperoleh prefix dari address dari jaringan tersebut.
Kemudian host menambah pattern bit yang diperoleh dari informasi yang
unik terhadap host, lalu membuat IP address sepanjang 128 bit dan menjadikannya
sebagai IP address dari host tersebut. Pada informasi unik bagi host ini,
digunakan antara lain address MAC dari network interface. Pada
setting otomatis stateless ini dibalik kemudahan pengelolaan, pada Ethernet
atau FDDI karena perlu memberikan minimal 48 bit (sebesar address MAC) terhadap
satu jaringan, memiliki kelemahan yaitu efisiensi penggunaan alamat yang buruk.
Gambar 2.2
Setting Otomatis Stateless
D. Address
IPv6
1.
Unicast (One-to-one)
Digunakan untuk komunikasi satu lawan
satu, dengan menunjuk satu host. Pada alamat unicast ini terdiri dari :
·
Global, alamat yang
digunakan misalnya untuk alamat provider atau alamat geografis.
·
Link Local Address adalah
alamat yang dipakai di dalam satu link saja. Yang dimaksud link
di sini adalah jaringan lokal yang saling tersambung pada satu level. Alamat
ini dibuat secara otomatis oleh host yang belum mendapat alamat global, terdiri
dari 10+n bit prefix yang dimulai dengan "FE80" dan field sepanjang
118-n bit yang menunjukkan nomor host. Link Local Address digunakan pada
pemberian alamat IP secara otomatis.
·
Site-local,
alamat yang setara dengan private address, yang dipakai terbatas di dalam
site saja. Alamat ini dapat diberikan bebas, asal unik di dalam site tersebut,
namun tidak bisa mengirimkan paket dengan tujuan alamat ini di luar dari site
tersebut.
·
Kompatibel.
Gambar
2.3 Pengiriman Paket Pada Unicast Address
2.
Multicast (One-to-many)
Yang
digunakan untuk komunikasi satu lawan banyak dengan menunjuk host dari
group. Multicast address ini pada IPv4 didefinisikan sebagai kelas
D, sedangkan pada IPv6 ruang yang 8 bit pertamanya di mulai dengan
"FF" disediakan untuk multicast address. Ruang ini kemudian
dibagi-bagi lagi untuk menentukan range berlakunya. Kemudian blockcast
address pada IPv4 yang alamat bagian hostnya didefinisikan sebagai
"1", pada IPv6 sudah termasuk di dalam multicast address ini.
Blockcast address untuk komunikasi dalam segmen yang sama yang dipisahkan oleh gateway,
sama halnya dengan multicast address.
dipilih
berdasarkan range tujuan.
Gambar 2.4
Pengiriman Paket Pada Multicast Address
3.
Anycast
Yang menunjuk host dari group,
tetapi paket yang dikirim hanya pada satu host saja. Pada alamat jenis ini,
sebuah alamat diberikan pada beberapa host, untuk mendefinisikan kumpulan node.
Jika ada paket yang dikirim ke alamat ini, maka router akan mengirim
paket tersebut ke host terdekat yang memiliki Anycast address sama.
Dengan kata lain, pemilik paket menyerahkan pada router tujuan yang
paling "cocok" bagi pengiriman paket tersebut. Pemakaian Anycast ini
misalnya terhadap beberapa server yang memberikan layanan seperti DNS (Domain
Name Server). Dengan memberikan Anycast alamat Address sama pada
server-server tersebut, jika ada paket yang dikirim oleh client ke
alamat ini, maka router akan memilih server yang terdekat dan mengirimkan paket
tersebut ke server tersebut. Sehingga, beban terhadap server dapat
terdistribusi secara merata. Bagi anycast ini tidak disediakan ruang khusus.
Jika terhadap beberapa host diberikan sebuah alamat yang sama, maka alamat
tersebut dianggap sebagai Anycast Address.
E.
Subnetting
IPv6
Subnetting
Subnetting
adalah proses menunjuk beberapa bit high-order dari bagian host dan
mengelompokkan mereka dengan topeng jaringan untuk membentuk subnet mask. Ini
membagi jaringan menjadi subnet yang lebih kecil. Diagram berikut memodifikasi
contoh dengan memindahkan 2 bit dari bagian host ke subnet mask untuk membentuk
empat subnet yang lebih kecil seperempat ukuran sebelumnya.
Desain
ruang alamat IPv6 berbeda secara signifikan dari IPv4. Alasan utama untuk
subnetting di IPv4 adalah untuk meningkatkan efisiensi dalam pemanfaatan ruang
alamat relatif kecil tersedia, terutama untuk perusahaan. Tidak ada batasan
seperti itu ada di IPv6, sebagai ruang alamat besar yang tersedia, bahkan untuk
pengguna akhir, bukan faktor pembatas.
RFC
4291 subnet compliant selalu menggunakan alamat IPv6 dengan 64 bit untuk bagian
host. Oleh karena itu memiliki / 64 prefix routing yang (128-64 = 64 bit paling
signifikan).
Meskipun
secara teknis mungkin untuk menggunakan subnet yang lebih kecil, mereka tidak
praktis untuk jaringan area lokal berbasis pada teknologi Ethernet, karena 64
bit yang diperlukan untuk konfigurasi alamat otomatis stateless.
Internet
Engineering Task Force merekomendasikan penggunaan / 127 subnet untuk poin
-untuk-point, yang terdiri dari hanya dua host.
IPv6
tidak mengimplementasikan format alamat khusus untuk lalu lintas broadcast atau
jaringan nomor, dan dengan demikian semua alamat dalam subnet adalah alamat
host yang valid. Alamat nol semua dicadangkan sebagai alamat anycast
Subnet-Router.
Alokasi
yang disarankan untuk lokasi pelanggan IPv6 adalah ruang alamat dengan 48-bit
(/ 48) prefix.However, rekomendasi ini direvisi untuk mendorong blok yang lebih
kecil, misalnya menggunakan 56-bit awalan. alokasi umum lainnya adalah / 64
awalan untuk jaringan pelanggan perumahan.
Subnetting
di IPv6 didasarkan pada konsep variabel-panjang subnet masking (VLSM) dan
metodologi CIDR. Hal ini digunakan untuk lalu lintas rute antara ruang alokasi
global dan dalam jaringan pelanggan antara subnet dan internet pada umumnya.
F.
Penulisan Alamat pada
IPv6
Model
x:x:x:x:x:x:x:x dimana ‘x‘ berupa nilai hexadesimal dari 16 bit porsi alamat,
karena ada 8 buah ‘x‘ maka jumlah totalnya ada 16 * 8 = 128 bit.
Contohnya adalah :
FEDC
: BA98 : 7654 : 3210 : FEDC : BA98 : 7654 : 3210
Jika format pengalamatan IPv6
mengandung kumpulan group 16 bit alamat, yaitu ‘x‘, yang bernilai 0 maka dapat
direpresentasikan sebagai ‘::’. Contohnya adalah :
FEDC
: 0 : 0 : 0 : 0 : 0 : 7654 :
3210 dapat
direpresentasikan sebagai
FEDC
:: 7654 : 3210
Dan 0:0:0:0:0:0:0:1 dapat direpresentasikan sebagai ::1
Model x:x:x:x:x:x:d.d.d.d dimana
‘d.d.d.d’ adalah alamat IPv4 semacam 167.205.25.6 yang digunakan untuk
automatic tunnelling. Contohnya adalah :
0:0:0:0:0:0:167.205.25.6
atau ::167.205.25.6
0:0:0:0:0:ffff:167.205.25.7
atau :ffff:167.205.25.7
Jadi jika sekarang mengakses alamat
di internet misalnya 167.205.25.6 pada saatnya nanti format tersebut
akan digantikan menjadi semacam ::ba67:080:18. Sebagaimana IPv4, IPv6
menggunakan bitmask untuk keperluan subnetting yang
direpresentasikan sama seperti representasi prefix-length pada teknik
CIDR yang digunakan pada IPv4, misalnya :
3ffe:10:0:0:0:fe56:0:0/60
menunjukkan bahwa 60 bit awal
merupakan bagian network bit.
Jika pada IPv4 mengenal pembagian
kelas IP menjadi kelas A, B, dan C maka pada IPv6 pun dilakukan pembagian kelas
berdasarkan fomat prefix (FP) yaitu format bit awal alamat. Misalnya :
3ffe:10:0:0:0:fe56:0:0/60
maka
jika diperhatikan 4 bit awal yaitu hexa ‘3’ didapatkan format prefixnya untuk 4
bit awal adalah 0011 (yaitu nilai ‘3’ hexa dalam biner).
G. Kelas
IPv6
Ada
beberapa kelas IPv6 yang penting yaitu :
1. Aggregatable
Global Unicast Addresses : termasuk di dalamnya
adalah alamat IPv6 dengan bit awal 001.
2. Link-Local
Unicast Addresses : termasuk di dalamnya adalah
alamat IPv6 dengan bit awal 1111 1110 10.
3. Site-Local
Unicast Addresses : termasuk di dalamnya adalah
alamat IPv6 dengan bit awal 1111 1110 11.
4. Multicast
Addresses : termasuk di dalamnya adalah alamat
IPv6 dengan bit awal 1111 1111.
Pada protokol IPv4 dikenal alamat-alamat
khusus semacam 127.0.0.1 yang mengacu ke localhost, alamat ini
direpresentasikan sebagai 0:0:0:0:0:0:0:1 atau ::1 dalam protokol
IPv6. Selain itu pada IPv6 dikenal alamat khusus lain yaitu 0:0:0:0:0:0:0:0
yang dikenal sebagai unspecified address yang tidak boleh diberikan sebagai
pengenal pada suatu interface. Secara garis besar format unicast address adalah
sebagai berikut :
Gambar 2.5
Format Unicast Address
Interface ID
digunakan sebagai pengenal unik masing-masing host dalam satu subnet. Dalam
penggunaannya umumnya interface ID berjumlah 64 bits dengan format IEEE EUI-64.
Jika digunakan media ethernet yang memiliki 48 bit MAC address maka pembentukan
interface ID dalam format IEEE EUI-64 adalah sebagai berikut :
Misalkan MAC address-nya adalah 00:40:F4:C0:97:57
1.
Tambahkan 2 byte yaitu
0xFFFE di bagian tengah alamat tersebut sehingga menjadi 00:40:F4:FF:FE:C0:97:57
2.
Komplemenkan (ganti bit
1 ke 0 dan sebaliknya) bit kedua dari belakang pada byte awal alamat yang
terbentuk, sehingga yang dikomplemenkan adalah ‘00’ (dalam hexadesimal) atau
‘00000000’ (dalam biner) menjadi ‘00000010’ atau ‘02’ dalam hexadesimal.
3.
Didapatkan interface ID
dalam format IEEE EUI-64 adalah 0240:F4FF:FEC0:9757.
Di bawah ini adalah tabel perbandingan
antara IPv4 dan IPv6 :
IPv4
|
IPv6
|
Panjang alamat 32 bit (4 bytes).
|
Panjang alamat 128 bit (16
bytes)
|
Dikonfigurasi
secara manual atau
DHCP IPv4.
|
Tidak
harus dikonfigurasi secara
manual,
bisa menggunakan address
auto-configuration.
|
Dukungan terhadap IPSec opsional.
|
Dukungan terhadap IPSec dibutuhkan
|
Fragmentasi
dilakukan oleh pengirim
dan
pada router, menurunkan
kinerja
router.
|
Fragmentasi
dilakukan hanya oleh
pengirim.
|
Tidak mensyaratkan ukuran paket pada
link-layer
dan harus bisa
menyusun
kembali paket berukuran 576 byte.
|
Paket
link-layer harus mendukung
ukuran paket 1280 byte dan harus bisa
menyusun
kembali paket berukuran
1500 byte
|
Untuk
mengelola keanggotaan grup
pada
subnet lokal digunakan
Internet
Group Management Protocol (IGMP).
|
IGMP telah digantikan fungsinya oleh
Multicast Listener Discovery
(MLD).
|
Checksum termasuk pada header.
|
Cheksum tidak masuk dalam header
|
Header mengandung option.
|
Data
opsional dimasukkan seluruhnya
ke dalam extensions header.
|
Menggunakan
ARP Request secara
broadcast
untuk menterjemahkan
alamat IPv4 ke alamat link-layer.
|
ARP
Request telah digantikan
oleh
Neighbor Solitcitation secara multicast.
|
Tabel 2.1 Perbandingan
IPv4 dan IPv6
H. Struktur Paket Data
pada IPv6
Dalam men-design
header paket ini,
diupayakan agar cost
atau nilai pemrosesan header
menjadi kecil untuk mendukung komunikasi data yang lebih real time. Misalnya,
alamat awal dan akhir menjadi dibutuhkan pada setiap paket.
Sedangkan pada
header IPv4 ketika
paket dipecah-pecah, ada
field untuk menyimpan urutan
antar paket. Namun field tersebut tidak terpakai ketika paket tidak
dipecah-pecah. Header pada Ipv6 terdiri dari dua jenis, yang pertama, yaitu
field yang dibutuhkan oleh setiap paket disebut header dasar, sedangkan yang
kedua yaitu field yang tidak selalu diperlukan pada packet disebut header
ekstensi, dan header ini didifinisikan terpisah dari header dasar.
Header
dasar selalu ada pada setiap packet, sedangkan header tambahan hanya jika
diperlukan diselipkan antara
header dasar dengan
data. Header tambahan, saat ini
didefinisikan selain bagi penggunaan ketika packet dipecah, juga didefinisikan
bagi fungsi security
dan lain-lain. Header
tambahan ini, diletakkan setelah
header dasar, jika dibutuhkan beberapa header, maka header ini akan
disambungkan berantai dimulai dari header dasar dan berakhir pada data.
Router hanya perlu
memproses header yang
terkecil yang diperlukan
saja, sehingga waktu pemrosesan
menjadi lebih cepat.
Hasil dari perbaikan
ini, meskipun ukuran header dasar membesar dari 20 bytes menjadi 40
bytes namun jumlah field berkurang dari 12 menjadi 8 buah saja.
Gambar 2.6
Struktur Header Dasar pada IPv6
I.
Perubahan
dari IPv4 ke IPv6
Perubahan
dari IPv4 ke IPv6 pada dasarnya terjadi karena beberapa hal yang dikelompokkan
dalam kategori berikut :
1.
Kapasitas
Perluasan Alamat
IPv6 meningkatkan ukuran dan jumlah
alamat yang mampu didukung oleh IPv4 dari 32 bit menjadi 128bit. Peningkatan
kapasitas alamat ini digunakan untuk mendukung
peningkatan hirarki atau
kelompok pengalamatan, peningkatan jumlah atau kapasitas alamat yang
dapat dialokasikan dan diberikan pada node dan mempermudah konfigurasi alamat
pada node sehingga dapat dilakukan secara otomatis. Peningkatan skalabilitas
juga dilakukan pada routing multicast dengan meningkatkan cakupan
dan jumlah pada
alamat multicast. IPv6
ini selain meningkatkan jumlah
kapasitas alamat yang dapat dialokasikan pada node juga mengenalkan jenis
atau tipe alamat
baru, yaitu alamat
anycast. Tipe alamat anycast ini didefinisikan dan
digunakan untuk mengirimkan paket ke salah satu dari kumpulan node.
2.
Penyederhanaan
Format Header
Beberapa
kolom pada header IPv4 telah dihilangkan atau dapat dibuat sebagai header
pilihan. Hal ini digunakan untuk mengurangi biaya pemrosesan hal-hal yang umum
pada penanganan paket IPv6 dan membatasi biaya bandwidth pada header IPv6.
Dengan demikian, pemerosesan header pada paket IPv6 dapat dilakukan secara
efisien.
3.
Option
dan Extension Header
Perubahan yang
terjadi pada header-header
IP yaitu dengan
adanya pengkodean header Options (pilihan)
pada IP dimasukkan
agar lebih efisien dalam
penerusan paket (packet
forwarding), agar tidak
terlalu ketat dalam pembatasan panjang header pilihan yang
terdapat dalam paket IPv6 dan sangat fleksibel/dimungkinkan untuk mengenalkan header
pilihan baru pada masa akan datang.
4.
Kemampuan
Pelabelan Aliran Paket
Kemampuan atau
fitur baru ditambahkan
pada IPv6 ini
adalah memungkinkan
pelabelan paket atau
pengklasifikasikan paket yang
meminta penanganan khusus, seperti kualitas mutu layanan tertentu (QoS)
atau real-time.
5.
Autentifikasi
dan Kemampuan Privasi
Kemampuan
tambahan untuk mendukung autentifikasi, integritas data dan data penting juga
dispesifikasikan dalam alamat IPv6. Perubahan terbesar pada IPv6 adalah
perluasan IP address dari 32 bit pada IPv4 menjadi 128 bit.128 bit ini adalah
ruang address yang kontinyu dengan menghilangkan konsep kelas. Selain itu juga
dilakukan perubahan pada cara penulisan IP address. Jika pada IPv4 32 bit
dibagi menjadi masing-masing 8 bit yang dipisah kan dengan "." dan di
tuliskan dengan angka desimal,
maka pada IPv6,
128 bit tersebut
dipisahkan menjadi
masing-masing 16 bit
yang tiap bagian
dipisahkan dengan ":"dan dituliskan dengan hexadesimal.
Selain itu diperkenalkan pula
struktur bertingkat agar pengelolaan routing menjadi mudah. Pada
CIDR (Classless Interdomain Routing) table routing diperkecil dengan
menggabungkan jadi satu informasi routing dari sebuah organisasi.
J.
Transisi
IPv6
Untuk
mengatasi kendala perbedaan antara IPv4 dan IPv6 serta menjamin
terselenggaranya komunikasi antara pengguna IPv4 dan pengguna IPv6, maka
dibuat suatu metode
Hosts-dual stack serta
Networks-Tunneling pada perangkat
jaringan, misalnya router dan server.
Gambar
2.7 Network - tunneling (IPv6 transition)
Jadi
setiap router menerima suatu paket, maka router akan memilah paket tersebut
untuk menentukan protokol yang digunakan, kemudian router tersebut akan
meneruskan ke layer diatasnya.
K.
Contoh
Infrastruktur IPv6
Gambar
2.8 Infrastruktur IPv6
Gambar
2.9 Infrastructur IPv6
BAB
III
KESIMPULAN
DAN SARAN
A.
Kesimpulan
IPv4 yang merupakan
pondasi dari Internet telah hampir mendekati batas akhir dari kemampuannya, dan IPv6 yang merupakan
protokol baru telah dirancang untuk
dapat menggantikan fungsi IPv4. Motivasi utama untuk mengganti IPv4
adalah karena keterbatasan dari panjang addressnya yang hanya 32 bit saja serta
tidak mampu mendukung kebutuhan akan komunikasi yang aman, routing yang fleksibel
maupun pengaturan lalu lintas
data. Keunggulan IPv6 dibandingkan
dengan IPv4 diantaranya yaitu setting
otomatis stateless dan statefull. Kemudian, dasar migrasi perubahan dari
Ipv4 ke Ipv6 diantaranya kapasitas perluasan alamat, penyederhanaan
format header, option dan extension header, kemampuan pengkabelan aliran paket
serta autentifikasi dan kemampuan privasi. Untuk mengatasi kendala perbedaan
antara IPv4 dan IPv6 serta menjamin
terselenggaranya komunikasi antara pengguna IPv4 dan pengguna IPv6, maka dibuat
suatu metode Hosts-dual stack serta Networks-Tunneling pada hardware jaringan,
misalnya router dan server
B.
Saran
1.
Address space IPv6
adalah sebuah sumber daya publik yang harus diatur dengan hati-hati sehubungan dengan kepentingan
internet jangka panjang. Manajemen
address space yang bertanggung jawab mencakup penyesuaian seperangkat
tujuan yang kadang bersifat kompetitif.
2.
Walaupun IPv6
menyediakan pool address spaceyang sangat besar, kebijakan address sebaiknya
menghindari praktik yang sia-sia dan
tidak perlu. Permohonan address space
sebaiknya didukung dengan dokumentasi yang sesuai dan penimbunan address yang
tidak terpakai sebaiknya dihindari.
3.
Setiap delegasi
dan/atau alokasi address space harus menjamin keunikan universal. Ini merupakan persyaratan mutlak guna
menjamin setiap host publik dapat diidentifikasikan secara unik di internet.
DAFTAR
PUSTAKA
1. Irvan
Nasrun. 2005. “Mengenal Internet Protokol Masa Depan”. Majalah CHIP Spesial
Networking, halaman 6.
2. http://www.ipv6forum.com diakses
3. http://www.ipv6.org
4. http://www.ipv6.research.microsoft.com
5. Rahmat
Rafiudin. 2005. “Ipv6 Addressing”. Jakarta : Gramedia.
6. R.
Mohamad Dikshie Fauzie. 2003. “Pengantar IPv6 dan Implementasinya pada FreeBSD”.(http://www.ilmukomputer.com)
7. http://www.dosenpendidikan.com/pengertian-subnetting-menurut-desainer-internet-protocol/
0 komentar:
Posting Komentar